A. Kemampuan Metakognitif
1. Pengertian Metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi atau pengetahuan tentang pikiran dan cara kerjanya. Metakognitif merupakan suatu proses menggugah rasa ingin tahu karena kita menggunakan proses kognitif kita untuk merenungkan proses kognitif kita sendiri.
2. Komponen Metakognitif
Menurut John Flavell (1976), pengetahuan metakognitif secara umum dapat dibedakan menjadi 3 variabel, yaitu:
· Variabel individu
Mencakup pengetahuan tentang persons, manusia (diri sendiri dan juga orang lain), yang mengandung wawasan bahwa manusia, termasuk saya sendiri, memiliki keterbatasan dalam jumlah informasi yang dapat diproses.
· Variabel Tugas
Mencakup pengetahuan tentang tugas-tugas, yang mengandung wawasan bahwa beberapa kondisi sering menyebabkan kita lebih sulit atau lebih mudah memecahkan suatu masalah atau menyelesaikan suatu tugas.
· Variabel Strategi
Mencakup pengetahuan tentang strategi, pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana mengatasi kesulitan.
3. Perkembangan Metakognitif
Kemampuan metakognitif untuk memonitor kemajuan sendiri dan menggunakan strategi yang berbeda untuk belajar dan mengingat, mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan usia. Secara umum, pengetahuan metakognitif mulai berkembang pada usia 5-7 tahun, dan terus berkembang selama usia sekolah, masa remaja, bahkan sampai masa dewasa.
B. Strategi Kognitif
1. Pengertian strategi metakognitif
Strategi kognitif adalah proses mental atau kognitf tertentu yang digunakan orang untuk memperoleh atau memanipulasi informasi.
2. Jenis-jenis strategi kognitif
Terdapat berbagai jenis strategi kognitif yang digunakan peserta didik dalam belajar dan memecahkan masalah. West, Farmer, dan Wolff (1991) mengidentifikasi 4 jenis strategi kognitif, yaitu:
a. Chunking
Strategi chunking dilakukan dengan cara mengorganisasikan materi secara sistematis melalui proses mengurutkan, mengklasifikasi dan menyusun.
b. Spatial
Strategi spatial merupakan strategi untuk menunjukkan hubungan antara satu hal dengan hal lain. Strategi ini meliputi strategi pembingkaian (framing), dan pemetaan kognitif (cognitive mapping).
c. Multipurpose
Multipurpose merupakan strategi kognitif yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antar lain rehearsal, imagery, dan mnemonics.
3. Perkembangan stategi kognitif
Berikut ini akan dikemukakan perkembangan strategi kognitif berdasarkan jenis-jenis strategi kognitif yang dikemukakan oleh sejumlah ahli psikologi yaitu, rehearsal, organization, elaboration (Pintrich, 1989; Hofer, et el, 1998; McDevitt & Ormrod, 2002).
a) Rehearsal
Reherseal (pengulangan) adalah salah satu strategi belajar kognitif yang digunakan peserta didik dengan cara mengulangi berkali-kali materi pelajaran atau informasi yang disajikan.
b) Organization
Organization (organisasi) berarti menemukan interlasi di antara kepingan-kepingan informasi untuk lebih memudahkan dan efektif dalam mempelajarinya.
c) Elaboration
Elaboration (perluasan atau perincian) penggunaan pengetahuan lama guna memperluas atau memperdalam pengetahuan baru sehingga dapat lebih efektif dalam mempelajarinya.
4. Implikasi perkembangan keterampilan kognitif terhadap pendidikan
Dalam uraian berikut akan diketengahkan beberapa upaya yang harus dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuan metakognisi dan strategi kognitif peserta didik.
a. Guru harus mengajarkan dan menganjurkankepada peserta didik untuk menggunakan strategi belajar yang sesuai dengan kelompok usia mereka.
b. Memberikan pelatihan tentang strategi belajar, kapan dan bagaimana menggunakan strategi untuk mempelajari tugas-tugas baru dan sulit.
c. Menunjukkan strategi belajar yang efektif serta mendorong peserta didik untuk menggunakan strateginya sendiri.
d. Mengidentifikasi situasi-siuasi dimana suatu strategi memungkinkan untuk digunakan.
e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sendiri, dengan sedikit atau tanpa bantuan dari guru.
f. Memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengakses hasil belajarnya sendiri, sehingga mereka bias mengetahui apa yang telah dikerjakannya dan apa yang belum diketahuinya.
g. Sering umpan balik tentang kemajuan belajar mereka.
h. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi belajarnya sendiri dan mendorong mereka mengembangkan mekanisme melakukan perbuatan belajar yan efektif.
i. Mengharapkan dan menganjurkan peserta didik untuk belajar mandiri, yakni melakukan perbuatan belajar sendiri, menentukan sendiri apa yang harus dilakukan, memecahkan masalah sendiri, tanpa bergantung kepada orang lain.
C. Gaya Kognitif
Gaya kognitif merupakan salah satu ide baru dalam kajisn psikologi perkembangan dan pendidikan. Gaya kognitif sering dideskripsikan sebagai berada dalam garis batas antara kemampuan mental dan sifat personalitas. Berbeda dengan strategi kognitif yang mungkin mengalami perubahan dari waktu ke waktu serta dapat dipelajari dan dikembangkan, gaya kognitif bersifat statis dan secara relatif menjadi gambaran tetap tentang diri individu.
1. Pengertian Gaya Belajar
Secara bahasa, istilah gaya dalam bahasa inggris disebut style, yang berarti corak mode atau gaya. Gaya kognitif adalah karakteristik individudalam penggunaan fungsi kognitif (berpikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat keputusan, mengorganisasi dan memproses informasi dan seterusnya) yang bersifat konsisten dan berlangsung lama.
2. Tipe Gaya Kognitif
Berikut ini akan dibahas beberapa gaya kognitif yang paling banyak didiskusikan oleh para ahli :
a. Gaya impulsif dan reflektif. Gaya reflektif dan impulsif menunjukkan tempo kognitif atau kecepatan berpikir. Dibandingkan dengan siswa yang impulsif, siswa yang reflektif juga lebih mungkin untuk menentukan sendiri tujuan belajar dan berkonsentrasi pada informasi yang relevan. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa siswa reflektif lebih efektif dan lebih baik dalam pelajaran di sekolah dibandingkan dengan siswa yang impulsif.
b. Field Dependence dan Independence. Gaya felid dependent dan independence merupakan tipe gaya kognitif yang mencerminkan cara analisis seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Individu dengan gaya FD cenderung menerima sustu pola sebagai suatu keseluruhan.
c. Perkembangan Gaya Kognitif
Sejumlah kajian memperlihatkan adanya kecenderungan perkembangan pada gaya kognitif FD. Ketika anak tumbuh semakin besar, pada umumnya merela menjadi lebih memperlihatkan gaya kognitif FI, setidaknya hingga usia sekolah. Kemudian, tingkat perkembangan berhenti pada masa dewasa, ketika terdapat suatu kecenderungan untuk lebih memperlihatkan gaya FD.
Implikasi Perkembangan Gaya Kognitif terhadap Pendidikan
Sebagai salah satu variabel pembelajaran, gaya kognitif mencerminkan karakteristik siswa, di samping karakteristik lainnya seperti motivasi, sikap, minat, kemampuan berpikir, dan sebagainya. Santrock (2008) memberikan beberapa strategi pembelajaran yang mungkin dapat digunakan guru dalam membantu siswa dengan gaya kognitif yang impulsif, yaitu :
1. Pantau siswa di kelas untuk mengetahui mana anak-anak yang impulsif.
2. Bicara dengan mereka agar mau meluangkan lebih banyak waktu untuk berpikir sebelum memberikan jawaban.
3. Dorong mereka untuk menandai informasi baru saat mereka membahasnya.
4. Jadilah guru yang bergaya reflektif.
5. Bantu siswa untuk menentukan standar tinggi bagi kinerjanya.
6. Hargai siswa yang impulsif yang mau meluangkan lebih banyak waktu untuk berpikir. Pujilah peningkatan kinerja mereka.
D. Pemikiran Kritis
1. Pengertian pemikiran kritis
Pemikiran kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis, reflektif, dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik. Sedangkan berpikir kritis berarti merefleksikan permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan perpektif yg berbeda.
2. Karakteristik Pemikiran Kritis :
· Kemampuan untuk menarik kesimpulan dari pengamatan.
· Kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi.
· Kemampuan untuk berpikir secara deduktif.
· Kemampuan untuk membuat interpretasi yang logis.
· Kemampuan untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan yang kuat.
3. Perkembangan Pemikiran Kritis :
Perkembangan pemikiran kritis ditentukan oleh interaksi aktif dalam lingkungan, melihat sesuatu dari sudut pandang yang banyak, keterampilan dan pengetahuan.
4. Perkembangan Pemikiran Kritis dan Implikasinya terhadap Pendidikan :
Dalam perspektif kritis, hakikat pendidikan adalah melakukan refleksi kritis terhadap ideologi yang dominan kea rah transformasi sosial. Tugas utama pendidikan adalah menciptakan ruang agar sikap kritis terhadap system dan struktur ketidakadilan, serta melakukan dekonstruksi dan advokasi menuju system sosial yang lebih adil. Pendidikan haruslah merupakan proses produksi kesadaran kritis, seperti menumbuhkan kesadaran kelas, kesadaran gender, dan kesadaran kritis lainnya.
E. Pengaruh Musik Terhadap Perkembangan Kognitif
Kesadaran anak akan tempo dapat bertambah melalui aktivitas bergerak dan bermain yang menekankan sinkronis, ritme dan urutan dari pergerakan. Kemampuan-kemampuan visual, auditif dan sentuhan juga diperkuat melalui aktivitas gerak. Rithme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat merupakan stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan penyelesaian masalah.
Teori Neuron mengatakan bahwa neuron baru akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik sehingga neuron yang terpisah-pisah itu bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak, sehingga terjadi perpautan antara neuron otak kanan dan otak kiri itu. Neuron akan menjadi sirkuit jika ada rangsangan musik, rangsangan yang berupa gerakan, elusan, suara mengakibatkan neuron yang terpisah bertautan dan mengintegrasikan diri dalam sirkuit otak. Semakin banyak rangsangan musik diberikan akan semakin kompleks jalinan antarneuron itu. Itulah sebenarnya dasar adanya kemampuan matematika, logika, bahasa, musik, dan emosi pada anak
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar